Wanita dan kepemimpinannya
- Wanita dan kepemimpinannya : Megawati Soekarnoputri
perempuan yang menginspiratif emansipasi wanita tersukses di Indonesia
- A pabila kita telaah secara obyektif, sejarah telah
menyimpan catatan mengenai performa positif kaum perempuan. Namun alasan
kodrati perempuan sering disudutkan pada keadaan yang tidak menguntungkan.
Hal ini kerap kali menghilangkan kesempatan perempuan untuk membuktikan
kapasitas dan kapabilitas mereka. Di Indonesia pun isu perempuan terus
bergulir sejalan dengan perubahan sosial budaya masyarakat. Kesetaraan
gender merupakan salah satu hak asasi kita sebagai manusia. Hak untuk
hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas menentukan
pilihan hidup tidak hanya diperuntukan bagi para laki-laki, perempuan pun
mempunyai hak yang sama pada hakikatnya. Sayangnya sampai saat ini,
perempuan seringkali dianggap lemah dan hanya menjadi sosok pelengkap. Terlebih
lagi adanya pola berpikir bahwa peran perempuan hanya sebatas bekerja di
dapur, mengurus keluarga dan anak, sehingga pada akhirnya hal di luar itu
menjadi tidak penting. Sosok perempuan yang berprestasi dan bisa
menyeimbangkan antara keluarga dan karir menjadi sangat langka ditemukan.
Perempuan seringkali takut untuk berkarir karena tuntutan perannya sebagai
ibu rumah tangga. Dipelopori oleh R.A Kartini, persamaan gender di
Indonesia kini sudah bisa dibilang sukses dan bahkan akan terus berkembang
lebih jauh. Sebut saja Megawati Soekarnoputri yang telah menjadi pemimpin
negara di Indonesia. Megawati merupakan presiden perempuan pertama di
Indonesia yang sekaligus sebagai inspirator terhadap kaum perempuan
lainnya untuk terus memperjuangkan emansipasi wanita. Emansipasi berasal
dari bahasa latin "emancipatio" yang artinya pembebasan dari
tangan kekuasaan. Emansipasi ialah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan sejumlah usaha untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan
derajat, sering bagi kelompok yang tak diberi hak secara spesifik, atau
secara lebih umum dalam pembahasan masalah seperti itu.
- Adapun makna emansipasi wanita adalah perjuangan sejak
abad ke-14 M. Dalam rangka memperoleh persamaan hak dan kebebasan seperti
hak kaum laki-laki. Jadi para penyeru emansipasi wanita menginginkan agar
para wanita disejajarkan dengan kaum pria disegala bidang kehidupan, baik
dalam pendidikan, pekerjaan, perekonomian maupun dalam pemerintahan. A.
Keberhasilan Emansipasi Wanita Indonesia Nama Raden Ajeng Kartini tentu
tak asing lagi bagi telinga rakyat Indonesia, terutama kaum perempuan.
Sebab bukan saja karena tiap 21 April, hari lahirnya diperingati, tapi
lebih dari itu. Kartini, disebut-sebut sebagai simbol perjuangan perempuan
Indonesia yang dianggap sebagai penyebab perempuan Indonesia sekarang bisa
berprestasi tinggi. Jadi presiden, menteri, duta besar, jenderal,
pengusaha atau wakil rakyat. Kartini adalah pejuang emansipasi
perempuan.Walau perjuangannya melalui tulisan, anak RMAA Sosroningrat dan
MA Ngasirah, yang diistilahkan Pramudya Ananta Toer sebagai ”Gadis Jepara”
ini, merupakan perempuan progresif radikal pada zamannya. Mencermati
naiknya Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI ke-5, apalagi dikaitkan
dengan gerakan perempuann khususnya dalam konteks yang disebut Orde Baru
sebagai emansipasi memang sungguh menggoda. Sebab disamping kita melihat
kemajuan signifikan yang telah dicapai perempuan, perhatian itu bisa
merupakan analisis bagaimana metamorfosa gerakan perempuan berlangsung.
Untuk melihat benang merah ”menggeliat”-nya dunia perempuan, terutama di
Indonesia, memang diperlukan kriteria tertentu karena banyak fenomena yang
tentu tidak semuanya bisa dirangkul. Selain punya
magnitude besar, kriteria lain yang digunakan adalah fenomena tersebut
harus bisa mewakili perempuan pada zamannya.
- Dyah Permata Megawati Setyawati Sukarnoputri atau
umumnya lebih dikenal sebagai Megawati Soekarnoputri atau biasa disapa
dengan panggilan "Mbak Mega" (lahir di Yogyakarta, 23 Januari
1947; umur 66 tahun) adalah Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat
sejak 23 Juli2001 — 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita
Indonesia pertama dan anak dari presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang
kemudian mengikuti jejak ayahnya menjadi Presiden Indonesia. Ia tahun
2001. menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Sidang Istimewa MPR
ini diadakan dalam Istimewa menanggapi MPR pada langkah Presiden
Abdurrahman Wahid yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia
dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999–2001, ia menjabat
Wakil Presiden pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Jejak politik
sang ayah berpengaruh kuat pada diri Megawati Soekarnoputri. Karena sejak
mahasiswa, saat kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran, ia pun
selalu aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Jejak
perjuangan Megawati Soekarnoputri Tahun 1986 Pada tahun 1986 ia mulai
masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua PDI Cabang Jakarta Pusat.
Karier politiknya terbilang melesat. Mega hanya butuh waktu satu tahun
menjadi anggota DPR RI. Tahun 1993 Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang
diselenggarakan di Surabaya 1993, Megawati terpilih secara aklamasi
sebagai Ketua Umum PDI. Tahun 1996
- Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega
sebagai Ketua Umum PDI. Mega pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada
tahun 1996, yang memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Mega tidak
menerima pendongkelan dirinya dan tidak mengakui Kongres Medan. Ia masih
merasa sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor dan perlengkapannya pun
dikuasai oleh pihak Mega. Pihak Mega tidak mau surut satu langkah pun.
Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor DPP PDI. Namun, Soerjadi yang
didukung pemerintah memberi ancaman akan merebut secara paksa kantor DPP
PDI yang terletak di Jalan Diponegoro. Ancaman Soerjadi kemudian menjadi
kenyataan. Tanggal 27 Juli 1996 kelompok Soerjadi benar-benar merebut
kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Aksi penyerangan yang menyebabkan
puluhan pendukung Mega meninggal itu, berbuntut pada kerusuhan massal di
Jakarta yang dikenal dengan nama Peristiwa 27 Juli. Kerusuhan itu pula
yang membuat beberapa aktivis mendekam di penjara. Peristiwa penyerangan
kantor DPP PDI tidak menyurutkan langkah Mega. Malah, ia makin mantap
mengibarkan perlawanan. Ia memilih jalur hukum, walaupun kemudian kandas
di pengadilan. Mega tetap tidak berhenti. Tak pelak, PDI pun terbalah dua:
PDI di bawah Soerjadi dan PDI pimpinan Mega. Pemerintah mengakui Soerjadi
sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Namun, massa PDI lebih berpihak pada
Mega. Tahun 1997 Keberpihakan massa PDI kepada Mega makin terlihat pada
pemilu 1997. Perolehan suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Sebagian
massa Mega berpihak ke Partai Persatuan Pembangunan, yang kemudian
melahirkan
istilah "Mega Bintang". Mega
sendiri memilih golput saat itu. Tahun 1999
- Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI
Perjuangan berhasil memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak, tetapi
ia berhasil meraih lebih dari tiga puluh persen suara. Massa pendukungnya,
memaksa supaya Mega menjadi presiden. Mereka mengancam, kalau Mega tidak
jadi presiden akan terjadi revolusi. Namun alur yang berkembang dalam
Sidang Umum 1999 mengatakan lain: memilih KH Abdurrahman Wahid sebagai
Presiden. Ia kalah tipis dalam voting pemilihan Presiden: 373 banding 313
suara. Tahun 2001 Namun, waktu juga yang berpihak kepada Megawati
Sukarnoputri. Ia tidak harus menunggu lima tahun untuk menggantikan posisi
Presiden Abdurrahman Wahid, setelah Sidang Umum 1999 menggagalkannya
menjadi Presiden. Sidang Istimewa MPR, Senin (23/7/2001), telah menaikkan
statusnya menjadi Presiden, setelah Presiden Abdurrahman Wahid dicabut
mandatnya oleh MPR RI. Lebih penting lagi, Megawati sendiri diakui pernah
mengalami represi begitu kejam dari Orde Baru dan sebagai tokoh utama
dalam gerakan perlawanan terhadap dekade akhir rezim Soeharto ini. Dengan
duduknya Megawati pada puncak kekuasaan, pada fase ini terlihat bahwa
perempuan Indonesia telah berada pada puncak piramida perjuangannya.
Setelah tahap perjuangan lewat pendidikan, kemudian pendidikan itu
menumbuhkan kesadaran akan berbagai hal, perempuan Indonesia setahap demi
setahap makin menunjukkan suara, eksistensi dan keberadaannya yang bisa
disejajarkan dengan laki-laki. Memprediksi gerakan perempuan Indonesia masa
depan, sesungguhnya bisa dilihat dari apa yang dilakukan Megawati, untuk
bisa mewakili suara dan kepentingan perempuan serta perhatiannya terhadap
pemberdayaan perempuan. Sebab jika tidak, Megawati tidak lebih dari
sekadar simbol dari kekuasaan yang masih didominasi laki-laki, yang berada
di sekelilingnya. Jika ini benar terjadi, tidak menggunakan
- kesempatan sebagai perempuan untuk memperjuangkan
perempuan, hal itu merupakan antiklimaks gerakan perempuan. Sebaliknya,
jika kepresidenan Megawati merupakan titik awal makin berperannya
perempuan, untuk melihat salah satu probabilitas perempuan Indonesia masa
depan Bagi kita, masyarakat awam, tentunya prestasi-prestasi wanita
Indonesia bisa dijadikan inspirasi. Begitu juga perilaku buruk yang
menjadi pemberitaan itu dijadikan teladan agar tidak terulang kembali.
Dalam lingkup kecil, bisa diberlakukan untuk diri kita pribadi dan untuk
keluarga kita sendiri. Jika setiap keluarga bisa menjauhkan diri dari
ketidak-elokan perilaku, tentu saja tidak akan ada lagi berita tentang
wanita yang menjatuhkan harkat dirinya untuk tujuan apapun.